Selasa, 05 Desember 2017

Jendela

Dari dalam aku melihat dunia luar
Dari dalam aku tahu kalau dunia luar itu ada
Dari dalam aku tahu kalau aku tak tahu apa-apa tentang luasnya daratan sana
Dari dalam aku merasakan angin masuk ke dalam
Menghanyutkan helai-helai rambutku
Dari dalam jendela apa saja
Jendela rumah, jendela mobil, jendela pesawat
Jendela raga
Dari dalam jendela aku membaca
Kau tentu tahu lukisan-lukisan jendela itu terlihat syahdu rasanya
Dengan secangkir teh dan sebuah buku
Di mulut jendela dengan lukisan alam di dalamnya
Atau kau akan menemukan katakutan-ketakutan dan mimpi buruk
Di mana jendelanya sudah rapuh dan tua
Yang dijadikannya sebagai perpisahan ke alam lain
Melompat seperti dari atas tebing
Kau jadikan pintu, lari dari kelelahan dan keputusasaan
Dan bisa saja dari dalam jendela, kau akan menemukan mukjizat
Seperti seorang guru perempuan dari Inggris
Yang lantas didatangi bejibun cerita tentang kehidupan penyihir muda
Dan itu lewat jendela sebuah gerbong kereta
Dari jendela kau akan menemukan apa saja
Kesedihan dan kebahagiaan atau pun kekosongan

12/4/2017 10:20 PM

Mobil

Di dalamnya aku bisa bercengkrama dengan keluarga, tidak peduli itu punyaku atau punya orang lain
Di dalamnya aku serasa jadi raja melihat-lihat rakyat jelata
Mengais-ngais nasi dan lelah berjalan kaki
Keringatnya memantulkan cahaya matahari
Dari dalam aku juga melihat pohon-pohon berlarian ke belakang, entah mengejar apa
Membayangkan bahwa hidup bagaimanapun akan tetap berjalan:
Suka atau tidak
Siap atau tidak
Riang, gembira, sengsara dan apapun di dalamnya, di dalam lorong waktunya
Lihatlah dari dalam mobil
Sementara, kalau aku melihatnya dari luar
Aku ingin menginjak-injaknya, memaki-makinya
Membalas bunyi klaksonnya dengan suara sangkakala, kalau bisa
Sudah besar, jalannya lambat pula
Jalannya lambat, bikin macet pula
Aku benar-benar ingin memaki mereka yang kaya-kaya
Yang naik mobil hanya sendirian saja
Mengapa tak sekalian mengajak keluarga
Yang naik mobil untuk keperluan gengsi pula
Keperluan untuk bergaya pula
Mengapa tidak aku saja yang kaya
Sementara kamu mengganti tempatku di sini
Menarik gerobak sampah yang aku biarkan mogok di jalan raya
Ya, agar kau juga ikut merasakan lelahku juga
Setidaknya kau lelah dengan kemacetan di hadapanmu
Lantas, aku kembali naik mobil
Oh, sedang hujan
Orang-orang yang berkendara atau tidak berebut mencari perlindungan
Aku santai saja
Menikmati tetesnya yang menempel di jendela
Lantas pandanganku menjadi kosong: untuk apa semua ini, sudah sampai mana perjalananku, tidak ada kata-kata yang dapat menjelaskan megah rumitnya kehidupan ini.
 


12/4/2017 9:49 PM

Minggu, 04 Juni 2017

Ia adalah buta

Ia adalah buta untukmu yang berjalan
Ia adalah tak terlihat kecuali kau menjalankannya
Ia adalah tujuan
Dan kau tak bisa melihatnya
Jika tidak, maka habislah perjalananmu sia-sia
Malaikat tidak akan memberikan diskon surga
Hanya dengan syarat kau menunaikan salat
Tuhan tidak akan membiarkan iblis menertawakannya
Tuhan tidak peduli
Karena ia tak ada
Dan engkau tak dapat melihatnya
Sedang Musa hampir mati memandang silaunya
Apalagi kau manusia siapa
Pengembaraan harus kau lalui
Tubuh harus kau sayat
Dan darah kotormu harus kau cuci sendiri
Tidak oleh tuhan tapi kau sendiri
"Lalu dimanakah Dia?"
Selain kau hidup
Maka kau sebenarnya mati
Ingat!
Tujuan adalah buta
Percuma kau mengejarnya

Kamis, 01 Juni 2017

Kumpulan Pikiran

Raga terlahir di madura
Jiwa tumbuh di mana-mana
Aku adalah warga negara semesta
Negara kasih dan cinta
Pesona dan asmara
Merasuklah dalam dada!
***
Di sinilah topeng-topeng berjajar rapi
Di sinilah kepalsuan-kepalsuan dipajang pada tembok kehidupan
Ia berbalik, hitam
Ia berbalik, putih
Di sini wajah-wajah binatang bertandang
Hinggap di dahan pohon kepalsuan
Harta dan tahta
Apa yang kau cari di antara mereka?
Apa kau termasuk olehnya?
Lihatlah yang paling berbeda di dalamnya
Dan jangan sekali-kali mengandalkan logika
***
Siang-siangku terisi oleh wajah-wajah wanita
Lalu pada malamnya aku berteriak luka
Menyayatkan rindu pada siapa
Hanya kekosongan
Siapakah di sana?
Siapakah yang tersemat pada langit Sang Paduka?
Tolonglah
Hamba tak berdaya
***
Bapak selalu tenggelam dalam gelak tawa
"Hei nak, dunia tak seserius yang kau duga!
Jelajahilah seluruh samudera!
Pelajarilah segala bahasa!
Pohon, binatang dan manusia punya makna-makna."
.
Enyik dengan teduh pandangannya
Tersenyum lembut
"Jangan lupa untuk bersabar,
Jangan lupa bahwa perut adalah sumber penyakit
Jangan sekali-kali berpangku tangan
Enyik tak suka kalau kau tak sedang senang."
Aku menyaksikan mereka di sepertiga malam
Larut dengan simbahan air mata
Aku asik mendengar suara tasbih mereka
***
Pengembara itu duduk dan berkata,
"Aku sekarang kalah dan kau boleh menertawaiku sepuas yang kau mau. Tapi ingatlah bahwa hari-hari masih bergerak. Waktu dan ruang terus bergumul. Wajahmu akan tenggelam dalam derita suatu saat. Aku tak menginginkannya. Itu adalah satu hal wajar. Besok aku akan menang. Tapi aku tak peduli. Itu adalah hal yang wajar. Hari-hari terus bergerak. Dan seorang pengembara sepertiku akan ikut bergerak kemana pun ia mengarah."
***
Aku dan temanku datang ke dalam sekelompok orang
Tidak ada yang mengenaliku
Aku diam
Sementara temanku, seperti halnya teman pada teman pada umumnya:
Bersalaman, menanyakan kabar, tertawa, menawarkan rokok
Dan lain-lain
.
Tapi aku diam. Duduk di jarak yang tak dekat
“Hei, kesinilah. Jangan malu. Duduk di sini.”
“Iya, santai.”
.
Lalu langit melihat kita
Dalam masing-masing kepala punya pikirannya masing-masing:
Wah, sombong
Oo, dia pemalu
Dia gak jelas
Halah, ngapain memikirkannya
.
Siapa yang mencipta pikiran?
Siapa yang mencipta setan?
***
Engkau belum mengerti
Hai pemuja hal logis
Nalarmu tak akan sampai
Karena aku bergerak bukan atas nalar
Untukmu dan untuknya
Setiap peristiwa aku buat
Aku cipta untuk kehidupan baik maupun buruk

Minggu, 28 Mei 2017

Nuh (3)

Nuh,
Telah kau saksikan
Gemuruh ombak yang membentur kapal
Angin laut yang membelai
Langit biru yang membentang
Dan gelap malam dengan bintang-bintang
Mereka adalah wakil-wakil
Aku sediakan untuk kau pergunakan
Menentukan arah kapal
Menemukan keindahan
Mendapati kelembutan sekaligus ngeri kehidupan
.
Ajak-ajaklah yang berada pada kapal
Melihat mereka
Dan merasukinya
.
Nyalakan api unggun
Bersenandunglah
Larutlah pada utusan-utusan sekitar

Nuh (1)

Engkau tahu
Bahwa tanah ini kering
Pegunungan tandus membentang seluas pandangan mata
Tapi ada suatu hal yang engkau percaya
Bahtera harus kau buat dengan sebaik-baiknya
Sembunyi dan terencana
Pesannya bahwa akan ada banjir besar
Ia akan menderu bergemuruh
Datang dengan kesadaran air hujan
Langit gelap dan kilat yang menyambar
Untuk mereka yang nyaman dalam lamunannya
Angan-angan dan logika kehidupan yang mereka puja
.
Nuh!
Bertahanlah! Sebentar lagi akan kudatangkan banjir bandang
Buatlah bahtera yang besar untuk para pengikutmu
Pria wanita, tua muda, hewan-hewan dan bahkan tanaman
Ajaklah mereka diam-diam
Biarkan mereka yang menganggapmu gila
Bersabarlah jika ada yang mengencingi perahumu
Yakinlah akan petunjuk-petunjukku
.
.
Bentang samudera dan tanah hijau aku sediakan di sana
Untukmu dan para pengikutmu

Selasa, 23 Mei 2017

Wanita

07 Desember 2015
Berjalanlah seorang wanita
bola mata
Lekuk pinggang
Dengan membawa buah
Menggantung di dada

Aduhai wanita
Ampuni
Memanglah aku berdosa
Tapi nampaknya
Engkau memang makhluk penggoda

Hehe
Belum
Aku belum menjadi
Seorang nabi

                JIkalau nanti
                Saat aku sudah menjadi nabi
                Engkau
                Akan berbeda arti

Tidak, Istriku

Tidak, istriku
Kau tidak akan menemukan kesenangan padaku
Yang ada
Kesedihan
Dengan jarang keriangan

Selamat Tidur

25 12 2015
Selamat tidur
Siapapun Engkau
                Tawa kawan-kawan
                Bermain kartu saat dini hari
                Terdengar sangat seru
Disini aku
Berbaring dalam ruang yang lain
Dengan rasa yang lain pula
                Entah
                Aku terlalu terburu-buru untuk mendapati seorang hawa
                Bukannya menyelam pada diri
Ah, hawa di sumur padang pasir itu
Kapankah aku bertemu?
                Ya, siapapun Engkau
                Aku sangat berhasrat untuk bersua
Selamat tidur
Siapapun Engkau

Pikiran (1)

Sudah sekian banyak wanita
Aku telan dalam tatap
Aku telan ludah harap
Angan-angan dan bayang-bayang
                Inilah kasur empuk yang nyaman
                Dibawahnya mengalir lahar panas
Entah kapan aku bisa sampai pada Sang Muara
Rambutku sudah kusut sana sini:
                Betapa panas
                Betapa silau kudekati
Setiap hari
Hanya entah dan entah
Muncul tanpa tindak dan tirakat

3/3/2016 1:30 AM

Tanpa Perubahan

11 Desember 2015
Tanpa perubahan
Itulah frasa yang aku takutkan
Namun
Aku ingat perkataan bapak itu
Bahwa kita tetaplah berjalan
Tak pernah berhenti
Walaupun terlihat berhenti

Selamat Pagi

19-12-2015
Selamat pagi
Entah
Setiap hari
Aku ingin selalu menari
Dalam puisi

Nafsu

Nafsu
Birahi
Setelah aku mendapatkanmu
Lalu apa?
Selesai dengan keluarnya sperma
Itu saja
Bagaimana dengan fokus?

Kendi

Manusia :
Engkau tidak dapat melihat apa didalamnya
Kecuali
Engkau melihat apa yang keluar darinya

Kawanku yang diam

03 January 2016
Kawanku yang diam
Diam-diam mengintip
Diam-diam mendengar
Menyembunyikannya rapat-rapat
Karena sebagian enggan mendekat
Tapi
Kawanku yang diam
Diam-diam dalam sedih
Diam-diam dalam jerit
Tak ada yang tahu
Dan yang mau tahu

Lampah ratri Atawa Berjalan di malam hari

Seperti halnya kehidupan
Dalam perjalanannya
Manusia
Sebaiknya membaca gerak-geriknya
                Perjalananku
                Dipenuhi
                Gerak-gerik yang salah
                Wanita
                Pujian
                Harta
Bagaimanakah aku menghadapi wanita?
Sedang mereka tak henti-hentinya menggoda
Atau aku
Yang senantiasa tergoda
                Oh wanita
                Apakah yang kau punya?
                Hingga aku selalu berlutut meminta-minta

10 Desember 2015

Kalau dia datang

Kalau dia datang
Entahlah pikiran saya agaknya meliar
Ada skenario-skenario yang muncul dalam benak
Mengacaukan kerja saya
Saya pun mengambil jarak.
Apakah ini akibat ada yang kurang terbangun (untuk mengerjakan tugas saya)
Atau apa?
Bayang-bayang tentu bukan hanya dia
Semua orang pernah terbayang dalam benak saya
Namun saat ini dia yang datang.
Music metal yang berisik?
Saya berkata dalam pikir..
Ternyata sesulit ini memunculkan motivasi untuk mengerjakan sesuatu
Seperti halnya teater,
Setiap perpindahan gerak membutuhkan motivasi yang sangat kuat

Istriku (3)

06 Desember 2015
Istriku
Aku melihat
Seekor burung dalam sangkar
Kemudian berpikir:
Sungguh malang dirimu
Bulu dan suaramu indah
Hingga orang-orang menginginkanmu
Hingga kemudian
Menangkap dan mengurungmu
Dalam sangkar
Hanya untuk terbuai keindahanmu
Alangkah malang dirimu
Ibarat seorang wanita
Dikurung dan diperkosa keindahannya
                Aku pikir;
                Bagaimana cara membuat mereka tidak malas
                Untuk menemuimu di hutan
                Menikmatimu di alam bebas
                Engkau gembira
                Merekapun gembira
                Bisa saja
Ah, dasar manusia
Serakah dan agak sulit bijaksana
Keinginannya
Selalu memiliki dan menguasai
***
Kini
Dengan sedikit perlawanan pada diri
Aku lepas engkau
                Terbanglah bebas
                Temuilah kawan dan keluargamu
                Bernyayilah dengan mereka
                Cukuplah aku disini
                Berbaring dibawah pohon yang rindang
                Menikmatimu dari kejauhan
Namun ampuni aku
Yang kadangkala
Mengharapkanmu
Hinggap di dekatku
Ataupun
Jika aku mendengar
Bunyi seekor burung yang lain
Ampuni aku
                Setidaknya
Aku pernah menangkapmu
                Dan tau akan kamu
Ya!
Kamu
Yang indah

Kumpulan bait

12 12 2015
Istriku
Apakah Engkau memang benar istriku?
Aku tak begitu yakin
Aku ragu pada sekeliling
Entah
Aku hanya kurang beriman

***
Apa sebenarnya kekosongan?
Siapa aku sebenarnya?
Untuk apa aku hidup?
Aku bukanlah seseorang yang bertanggung jawab terhadap hidupnya

***
Aku melakukan ini dan itu hanya untuk orang lain
Sebagian ini dan itu aku lakukan untuk diriku
Namun siapa diri ini?
Aku mempunyai banyak diri
Diri ini dan itu

***

ISENG NULIS
Ada seorang wanita didepanku
Berhadap-hadapan dengan seorang lelaki
Oh, tidak mereka masing-masing menatap handphone mereka
Lama mereka diam dalam diri masing-masing
Kemudian lelaki itupun bercerita tentang sesuatu dengan panjang lebar
Tertawa
Mereka berdua tertawa
Aku tak tau apa yang dipikirkan wanita itu
Sepertinya
Bunga yang dipegangnya dia dapati dari teman didepannya
Ah
Mereka tenggelam dengan handphone mereka masing-masing
Lagi
Sementara
Terdengar tawa yang cekikikan
Dari meja sana
Beberapa anak muda itu asik bermain kartu
Entah
Apa yang dipikirkan sepasang di depanku
Lelaki itu bercerita sambil tertawa
Sementara dengan senyuman
si wanita
Masih menatap handphonenya
Sepertinya
Wanita itu tak bisa berbohong
Seolah dia sedang berkata
“Kau bukan pria yang menarik”
                Ayolah teman
                Kau harus banyak belajar untuk menyenangkan hati seorang wanita
                Seperti halnya aku
                Menyedihkan memang
                Tapi sebenarnya tidak
                Karena waktu akan mengajarimu pelan-pelan
                Itupun jika kau mendengarkannya

TERKADANG

21 12 2015
Terkadang
Membaca sesuatu yang tidak aku ketahui
Membuatku terharu
Ah
Rupanya
Aku masih tak tahu apa-apa
Untunglah
Aku masih bisa belajar
Untunglah
Ada yang bisa kulakukan

Iblis Berkata

30 12 2015
Sambil tersenyum
Dan membentangkan tangannya,
Iblis berkata
“Hinalah aku sepuasmu”
. . .
“Niscaya Engkau akan bersamaku”
Ujarnya dalam hati

IA

Seseorang yang mudah menyukai wanita. Entah apa yang membuatnya sedemikian rupa
Barangkali keluarga dan atau orang-orang diantaranya

Pernah ia dengar bahwa seharusnya ia tak berpikir selain Ia
Namun ia tak punya daya, barangkali juga tak berupaya

Di suatu tampat dan masa
Bertemulah ia dengan seorang wanita
Yang mengingatkannya pada wanita dahulu kala

Aduh, lagi-lagi ia tak punya daya
Untuk terus mengisi Ia
Pada hati akalnya

Yogyakarta, 22 02 2016

Film, Istriku

31 12 2015
Tentu saja istriku
Hidup ini memang tak seperti cerita dalam film
Hidup ini lebih dari sekedar film
Sekedar meloncat dari tempat ini ke tempat itu
Sekedar bertemu dengan orang ini dan orang itu
Tapi
Entah
Aku mengakui bahwa aku ingin hidup dalam film
Untuk selalu bertemu denganmu istriku
Jika aku bersetubuh dengan wanita lain
Aku akan masih kembali kepadamu istriku
Ya
Nyenyak rasanya tidur didekatmu
Membalas senyummu dengan senyumku
Tatapku dengan tatapmu
Hanya ada aku dan kamu
Ya
Seperti dalam film

Mencarinya

Di warung-warung makan
Dan jalan-jalan kecil di kota
Setiap aku bertemu dengan wanita
Kadangkala aku menggila
Kadangkala aku berpaling muka
Dengan paksa namunnya
                Ah, jenis apakah engkau para wanita?!
                Hingga aku tak henti-hentinya
                Mencari satu di antara pasir sahara
Lelah
. . .
Ah, bodohnya aku

25 12 2015

Bertemu kamu

Bertemu kamu
Aku takut kita akan kembali
Karena rakusku untuk memilikimu
Aku takut menjadi pria yang gagal
Tak dapat memberi rasa nyaman yang cukup
Terpuruk menunduk
Berjalan di gang sempit
Remang dan gelap
Ah
Apa yang kulakukan?!
Sialan! Wanita macam apa dia
Hingga tak mau lepas dari benak

Batu yang kau dapat

30 desember 2015
Bukan. Belum
Dada ini belum menjadi air
Yang hanyut dalam semesta hidup
Batu yang kau dapati
                Saat bertemu pertama kali
                Di sebuah warung kopi
Ya! Kau menulis pada sebongkah batu
Besar. Tertanam di dada
Dengan bunga-bunga
Serta duri-durinya
Marambat. Menjalar. Menutupi
Sebongkah batu

Apakah Tuhan Itu?

Apakah tuhan itu?
Apakah ikatan-ikatan peristiwa yang berhubungan?
Entah
Ini hanya sebatas pengetahuan
Yang belum mempunyai kedalaman
Semoga saja
                Amien

13 12 2015

Aku seorang Madura

08 Desember 2015
Aku seorang Madura
Yang benci orang Madura
Yang tak tahu apa-apa tentang Madura

Aku seorang Madura
Yang takut diejek akan logatnya
Yang takut dihina karena kampungan gayanya
Yang tak mau kenal orang-orangnya
Karena
Orang Madura kasar wataknya
Orang Madura fanatik dalam beragama

Aku seorang Madura
Yang terkadang
Diam-diam mengagumi tanah kelahirannya
Karena katanya
Orang-orangnya keras dalam bekerja

Aku seorang Madura
Yang tak mau hidup di tanah kelahirannya

Ada apa di dalam diri?

08 12 2015
Ada apa di dalam diri?
Kekosongan?
Sementara pikiran tak henti-hentinya
Berdengung

Ibu (2)

03 Januari 2015
Ibu
Terkadang aku berpikir:
Bagaimana aku hendak memutar waktu?
Aku ingin kembali ke masa lalu
Memilih hidup yang biasa
Bergerak sesuai keinginanmu
Terkadang juga:
Biarlah semua hancur
Aku sudah mempunyai banyak cinta disini
Kehidupan mendatang yang menyenangkan barangkali

Ah, entah bagaimanakah ini?
Aku ingin menjeritkan sebuah lirik
Aku sering ditikam cinta
Pernah dilemparkan badai
Tapi aku. .
. .

Bingkisan Pagi Hari

25 12 2015
Aku bangun dengan pesan dalam layar
Makan di pinggir rel ujarnya
Entah
Bertemu denganmu selalu saja tiba-tiba
Di warung kopi
Hingga dalam mimpi pagi ini
: aku bersalaman dengan seorang wanita
Sambil melingkarkan tangan di pinggangnya
Kemudian aku lihat wajahnya
Ah
Kau rupanya
Lalu kulanjutkan bersalaman dengan yang lain
Tapi entah
Tubuhmu masih menempel
Dan tanganku tetap melingkar
Di tubuhmu

Madura

30 Desember 2015
Madura
Enyahlah!
Bukankah aku sudah membuatmu bangga
Dengan kemampuan bahwa aku dapat lepas dari darahmu
Dengan kemampuanku bahwa aku dapat berpikir:
                Aku bukan hanya anakmu
                Tetapi anak Indonesia
                Dan bahkan Dunia
                Dan bahkan Semesta
Berhentilah disitu
Ah, kau selalu saja mengikutiku

Mayat Hidup*

30 12 2015
Mayat itu bangun
Dengan mata membelalak
Dengan tubuh telanjang bulat
Bercipratan darah dari liang vaginanya
Tumbuhlah taring dan kuku tajamnya
Menikam dan mencabikmu
Memecah batok kepalamu
Memakan isi otakmu:
Payudara
Vagina
Selangkangan
Pantat bulat
Bibir yang basah
Lekuk tubuh yang indah
                Ya! Dialah wanita yang kau perkosa!

*) setelah menonton klip video Bjork-Big Time Sensuality

Ibu

15 12 2015
Ibu
Ampuni aku
Yang mengatasnamakanmu
Pada kebohonganku

Wanita

21 12 2015
Wanita
Dengan bentuk wajahmu :
Bibir merah
Alis hitam yang lancip
Lesung pipi
Mata
Dengan bentuk tubuhmu :
Pinggul
Payudara
Pantat
Dan daging kenyal lainnya
                Ah! Apakah semua ini?
                Aku selalu saja memujamu wanita
                Ah!
Pengetahuan
Keterampilan
Martabat
                Omongan apa ini?!
                Untuk apa aku berada di dunia ini?!

Kekasih

26 12 2015
Kekasih
Berkatalah apa yang ada
Apabila Kau tak mendapati rasa nyaman
Maka langkahkan kakimu
Ikuti apa kata Ibu
Tidak, kau tak usah khawatir
Waktu akan perlahan mengikis rasa pada dirimu
Atau sebaliknya
Maka yakinlah
Bahwa kita berada
Pada jalan yang sama
Menuju lautan Ibu semesta

Jalan di Pinggir Rel

Jalan di pinggir rel
Dengan kerikil-kerikilnya
Genangan air di tubuhnya
Rumah-rumah serta penghuninya
Aku melewatimu
Dengan suka cita
Dengan teman sekaligus keluarga
Dengan duka lara
Sendiri memikirkan luka
                Ujarmu :
                Mau tak mau kau harus melewatiku
                Aku tak peduli dengan suara mesin jupitermu
                Dengan duka laramu
                Dengan suka citamu
                Dengan apapun padamu
Kau harus melewati kerikil-kerikilku
Anakku
Sadarlah
.
25 12 2015

Istriku (2)

21 12 2015
Istriku
Kau dengar itu
Bahwa bertindak pantas itu perlu
                Ya, memang benar
                Tindak tanduk seseorang
                Menggambarkan apa dalam diri seseorang
Entah
Istriku
Aku selalu saja melihat diriku dalam dirimu
                Terkadang aku percaya
                Engkau tepat mendengarkan suara hati
                Hanya saja
                Kurang tepat bertindak tanduk
                Begitu pula aku
                Engkau bertindak seperti seharusnya
                Seperti yang aku lakukan pula
                Entah apa maksud Ibu
Harapku
Kau disana
Teruslah mengikuti suara hati
Hingga kau bertemu Ibu

Istriku

06 Desember 2015
Istriku
Di kecil kamar itu
Kita bercumbu
Di siang hari
Dengan awan hitam yang tipis

Aku mencintaimu istriku
Terimakasih atas pemberian birahimu

Ibu memang tahu keinginanku
Untuk bercumbu denganmu

***
14 12 2015
Istriku
Entah
Sejak kapan
Apa sebab
Aku menganggapmu sebagai istri

Sebuah Bentuk

14 Desember 2015
Kenapa aku senang pada sebuah bentuk?
Apakah karena benang-benang masa lalu?
Bentuk itu dibuat oleh mereka
Lalu untuk apa?
Aku jadi terpikir :
Surga tanpa neraka
Neraka tanpa surga
Bagaimanakah jadinya?

13 12 2015

Aku memikirkan sesuatu
Lalu apa selanjutnya?
Ya, berbuat sesuatu
                Berbuat
                Berpikir
                Berbuat
                Berpikir
                                Begitu seterusnya
Ya, aku disuguhi sebuah mainan
Kemudian memikirkannya
Lalu bermain kembali
                Bermain
                Berpikir
                Bermain
                Berpikir
                                Begitu seterusnya
Lalu apa selanjutnya?

***

Tempat ini
Tempat itu
Selalu saja ini dan itu
Tapi
Bukankah seorang alkemis selalu berhadapan dengan benda yang sama?
Dan
Sekecil apapun
Pasti ada berubahnya
                Mungkin saja
 

Rabu, 17 Mei 2017

Nuh (2)

Nuh! Banjir sudah aku datangkan
Nikmatilah kemenanganmu
Berlayarlah ke negeri seberang
Telah aku sediakan rumput hijau dan angin savana
Berlayarlah Nuh!
Jagalah pengikutmu baik-baik
Jagalah mereka yang mengikutimu
Yang mengikutinya
Yang menuju ke arah cahaya
.
Nuh! Aku tahu akan kesedihanmu
Anak dan istri terpaksa engkau tinggalkan
Biarkanlah
Mereka kelak juga berjumpa di tempat yang sama
Bukankah sudah aku bisikkan
Bahwa keluarga
Tak mengenal siapa-siapa
Ia akan datang dengan kasih dan kelembutan cinta
Tanpa memandang harta, usia dan bahkan agama
.
Nuh! Usaplah air mata itu
Aku akan menggantinya dengan kehangatan yang tak semu
Kelembutan dan kasih sayang dalam dirimu
.
Sebarkanlah
Ia akan semakin bertambah
Membuncah dalam darah
Nafas dan jiwa

Senin, 15 Mei 2017

Kata-kata

Tenggelamlah dalam dirimu sendiri
Terpejamlah
Dengarkan segala bunyi
Lalu menarilah sampai mati
.
Kau senang dan seakan tergila-gila padaku
Maka aku katakan:
Kau adalah aku dan aku adalah dirimu
Tak ada beda dan kita menyatu
Mabuk kehidupan
Menari dalam senang
Mari gandengkan tangan
.
Engkau datang dengan cinta, maka aku akan memberimu keberlimpahan cinta.
Engkau datang dengan curiga, maka kesengsaraan curiga akan kau dapatkan segera.
Bagaimana dengan Engkau yang sedang membacaku ini?
.
Kau tak akan mendapat satu pun titik terang dalam kehidupan ini.
Hidup adalah rimba
Semua di dalamnya tak dapat diduga
Aku suka itu.
Aku tak suka menduga
Membuang-buang waktuku saja. Hehe
Barangsiapa yang ingin berteman denganku, maka selamat atas kedatanganmu
Dalam rimba kehidupan.
Dalam rimba jiwa
Rimba pikiran
Rimba tuhan
Selamat datang
.
Tidak semua orang yang berada di ruang tunggu sedang menunggu
Entahlah, mereka tak tahu sedang menunggu apa dan siapa, darimana dan mau kemana.
Katanya ada kesenangan tersendiri melihat orang-orang lalu lalang di hadapannya.
.
Dengarkan lagu reggae
Maka lonceng Muhammad akan terdengar
Dan api Ibrahim akan berkobar
Melalap tabir
.
Apalah yang perlu diperbaiki?! Tak ada
.
Siapapun Engkau
Bencilah aku
Niscaya aku akan terus mendekatimu,
Mengawasimu dari jauh,
Perlahan dan tiba-tiba
Hingga
Kau tak lagi mengenal benci.
Hanya rindu dan kasih.
.
Kebencian, keraguan, kecemburuan
Jika Engkau datang ke hadapanku, aku akan diam mematung
Kasih dan cinta
Jika Engkau datang ke hadapanku,
Akan kupeluk kau sangat erat
Hingga kita menjadi satu dan satu
Dan satu
.
Guru seorang aktor adalah manusia dan alam semesta. Ia belajar pada diri setiap orang, pada tumbuhan dan bebatuan. Langit dan bumi ia amati.
Ia pelajari
Ia kenali
Ia pahami
Ia menjadi
.
Sepi
Sepi
Ramai di sepi
Sepi di ramai
Siapakah sebenarnya engkau
Yang menanti?
.
Hatiku tertanam pada bumi dan mencintai permukaannya.
Kemarilah anakku, hangat pelukku akan melingkari tubuhmu.
Air mataku adalah bahagia dalam pertemuan denganmu.
.
Seberapa pentingkah makna dari sebuah kata, dari sebuah suara, dan dari sebuah tanda?
.
Bagimu apakah yang sangat penting dalam sebuah kehidupan?
Apakah penting sebuah kepentingan itu sendiri?
Kenyataannya seorang Rumi menunggu kita di jalan setapak sana
Dimana tiada hal yang benar dan salah
Dimana salah dan benar hanyalah dua padang ilusi luas
Bertebaran bunga-bunga ragawi
Warna-warni
Keluarlah dari dua padang itu
Maka kesadaran akan menyampaikanmu sebuah pesan
Dengan hangat ia akan berbisik
Dan keindahan,
Air surga,
Dan semerbak wangi bunga
Akan membuncah dari dalam dirimu
Membuatmu menari-nari
Menari
Menari
Menikmati langit
Dan bumi
Alam semesta
Hingga
.
Jangan kau mencari cinta
Penuhilah dirimu dengan cinta
Maka cinta akan hadir dimana Engkau berpijak
.
Kepadamu
Aku marah
Aku curiga
Aku sombong
Aku cabul
Aku kejam
Aku keji
Aku berpaling
Adalah untuk menunjukkanmu
Bahwa keberanian untuk hidup
Adalah hal yang tidak mudah
Ada satu keniscayaan yang harus Engkau hadapi
Yaitu perbedaan
.
Jangan bingung dan ragu
Percayalah pada langit
Sang Ibu
Percayalah pada bumi
Sang Bapa
Percayalah pada hati
Karena nalar tak akan sampai
.
Disini, saat ini
Adalah kepasrahan untuk tenggelam ke kedalaman laut,
Adalah kepasrahan untuk melayang terjun ke kegelapan jurang,
Adalah kepasrahan akan luka bertubi mencabik-cabik ragawi
Tapi tidak rohani
Siapa yang berani untuk mengakui
Bahwa dirinya lemah
Bahwa dirinya hanya sebutir debu
Pada sebuah padang pasir
Siapakah yang menerima suatu perbedaan
Dapatkah Engkau menerima perbedaan antara baik dan buruk?
Maka mengalirlah
Pasrah dan percayalah
.
Ibrahim telah menjadikan dirinya sepanas api
Ia adalah api
Menyala oleh sepercik kesadaran
Bumi, bulan, matahari dan tetumbuhan
Menyampaikan pesan bahwa mereka hanyalah ciptaan
.
Kalau kau memang pecinta kesenian, aku akan bertanya padamu:
Apakah kau dapat menemukan satu keindahan
Dari seseorang atau sesuatu
Yang kamu benci?
.
Aku tak bisa menghindarimu
Aku tak berdaya
Aku kotor
Keji, cabul
Terpuruk oleh keindahanmu
Tenggelam dalam pikiran
Ampuni aku bunda langit
Diri ini tak bisa berhenti mengagumi
.
Kau tak menghendaki kehancuran
Itu tanda bahwa kau tak mengakui
Bahwa diri kau fana
.
Aku adalah pelacur
Pekerjaanku menyenangkan hati para pelanggan
Dengan modal aurat rayuan gombal dan tatapan yang tajam
Aku dibayar dengan senyuman puas mereka
Pelanggan yang datang bergantian
Aku seorang pelacur
Mendapatkan hadiah harta badan maupun jiwa
.
Itu pasti sakit
Kau benturkan dirimu sendiri pada sesamamu
Berulang-ulang kau melakukannya
Dengan kehendak-Nya
.
Tak ada yang istimewa dari sebuah puisi,
Lukisan maupun musik
Itu semua hal remeh
Seperti halnya nafas
Atau detak jantung
Dimana merupakan tanda bagi kehidupan
.
Suara ombak itu
Seperti melambai-lambai berteriak:
“Kemarilah!”
Saat aku mendekatinya
Aku takjub akan suaranya yang sahut-menyahut
Sekaligus ngeri akan wajahnya
Seakan hendak menelanku dan menyeretku ke dalamnya
Ibu
Aku mohon tunjukkanlah dirimu
.
Panggil saja dia cantik
Maka ia akan mempercantik diri
Itu mudah!
.
Dengarlah musik dan menari
Darah Yesus
Bapa dan bunda
Akan mengalir dalam tubuhmu
.
Musik adalah puisi
Puisi adalah musik dan gerakan tari
Dan gerakanmu sehari-hari
Menarilah sampai mati
.
Aku akan terus menari
Berputar
Menengadah
Menerima cahayamu
Berputar
Menganga
Terpejam
Mabuk kepayang
.
Aku tidak akan melupakanmu reggae
Rasta dan asap ganjamu
Menyembur dan engkau
Menyatu
.
O! Bagaimana tidak
Para sufi menjauh dari khalayak
Sementara orang-orang tidak mengerti akannya
Mereka sibuk mengurusi dunianya
Dan Rumi hanya tertawa menikmatinya
.
Menarilah dan lupakan dunia
Kalau kau rasa ia adalah fana
Ia akan mengurung diri
Menertawakan orang-orang di luar sana
Sibuk mengurusi dunia
O! Cepatlah fana
.
O! Pria wanita tak ada beda
Nirwana tak akan tiba
Jika kau tak bisa menari bersama
Tanpa beda
.
Jika kau dapat mabuk tanpa bir ataupun arak
Maka itulah khamar surga
Nirwana dalam kitab Muhammad
Teguklah
Angin dan bulan purnama akan merasuk
Dalam badanmu

Menyadari Kemelekatan (2)

Ini adalah fenomena. Di mana kita sendiri tak menyadari akan pengerucutan fokus dan lupa akan hal-hal sekitar. Sehingga, ketika kenyataan be...