Selasa, 15 Januari 2019

Pengembara

Ya, aku seorang pengembara
Penjelajah diri
Dan beberapa pendaratanku
Adalah bersumber dari pikiran

Maaf, jika kau tak sengaja kujadikan batu loncatan
Semacam daratan peristirahatan
Itu pun jika kau masih berkenan
Maka aku akan tetap tinggal
Jika tidak
Maka aku akan memungut serpih-serpih hati ini

Perpisahan memang menyakitkan
Tapi melangkah adalah ke depan
Perjalanan tak ada yang ke belakang
Begitu kata orang bijak jalanan

Terimakasih

16012019

Jumat, 11 Januari 2019

Ha ha ha

Aku tertawa melihat kekonyolan semua ini
Terimakasih atas kemarahanmu
Kesedihanmu dan kerumitan perasaanmu
Juga milikku tentunya

Maaf aku sudah menjadi masalah
Tapi mungkin begitulah aku dikirim untukmu
Yakni dalam keadaan mabuk, tak sadar akan diri sendiri

Hahaha
Konyol bukan dunia ini?

11012019

Rabu, 02 Januari 2019

Kemudian

Kemudian ia berteriak
Menjerit agak ditekan:

Oktaku!
Oh, bukan Oktaku!
Tapi Okta-Nya!
Bukan Nya-nya tuhan!
Karena ia tak punya tuhan!

Pokoknya
Wahai Okta-Nya!
Jangan sekali-kali kau biarkan
Kebebasan direnggut darimu
Wahai Okta-Nya!
Aku tak bisa memilikimu
Melainkan Ia dirimu sendiri

Pergilah

03012019

Di sana

Di sana
Duduk dua buah anak teater

Mabuk
Dan mengigau satu di antaranya:

Wahai, Okta
Dan wahai, perempuan sepergerakannya!
Kenapa aku sebegini fana terkagum akannya?!

03012019

Menyadari Kemelekatan (2)

Ini adalah fenomena. Di mana kita sendiri tak menyadari akan pengerucutan fokus dan lupa akan hal-hal sekitar. Sehingga, ketika kenyataan be...