Kamis, 19 September 2013

BAPAK

bapak..
kau tak kalah sama dengan ibu..
terlalu banyak yang kau inginkan dariku..
mungkin aku anggap selama ini kau tidak ikhlas mencarikanku nafkah..
kau masih mengharap balas budi..
timbal balik..
dariku yang tidak kusuka..
memang aku tidak tahu balas budi..
tapi apa kau mencarikanku nafkah hanya untuk balas budiku?
aku tersenyum..
kau selalu saja membuat telingaku tuli..
gara-gara selalu mendengar uang kertas logam itu..
bapak..
aku bangga mempunyai jiwa seni yang kau turunkan..
aku senang bersifat humoris sepertimu..
sayang, kini sudah tergerus oleh istrimu..
bapak..
kuberikan bunga kamboja ini untukmu..
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menyadari Kemelekatan (2)

Ini adalah fenomena. Di mana kita sendiri tak menyadari akan pengerucutan fokus dan lupa akan hal-hal sekitar. Sehingga, ketika kenyataan be...