Minggu, 08 Januari 2017

Catatan Pikiran

3-Jan-17
Padahal sudah aku siapkan beberapa rencara kedepan:
1. Mengelilingi Indonesia dan dunia, bertemu orang-orang baru, budaya baru, tempat baru yang (mungkin dan semoga) menambah keyakinan dan wawasan kita berdua.
2.  Melamarmu dengan mas kawin
Satu set buku karangan Paulo Coelho-karena dari dialah aku mendapat beberapa pelajaran tentang cinta, petualangan, sikap hidup dan lain-lain.
seperangkat alat sholat (mukena, tasbih, beberapa kitab suci, sajadah, dan lain-lain) karena dengan inilah kita dapat mendekatkan diri kita dengan-Nya, menambah keyakinan, dan mengoreksi kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat.

Aku selalu membayangkanmu duduk didepanku. Kita mengobrol dan tertawa bersama, dengan dua gelas kopi tentunya, dan ditambah lagi dengan suasana jalanan paris yang terbuat dari batu bata tersusun rapi. Kita menyusuri jalanan itu dengan bergandengan tangan atau memegang coklat panas pada dini hari. Melihat bulan purnama, menyadari bahwa inilah anugerah terbesar dalam hidup, yaitu kebersamaanku denganmu, kemudian bersyukur sepenuh hati pada Allah/Bunda Maria/Roh Kudus/Yesus. Kita akan merasakan hati kita berdua terpenuhi oleh cahaya cinta. Anugerah dari-Nya. Kita akan berbuat baik pada yang lemah atau yang tak punya tempat tinggal, memberi mereka makan atau memberikan salah satu sudut ruang rumah kita untuk ditinggalinya. Kita akan memiliki perpustakaan keluarga, dimana dipenuhi buku-buku karangan Paulo Coelho, Tan Malaka, Karl Marx, Mahatma Gandhi, Kitab Suci Agama Islam, Kristen, Yahudi, Buddha, Hindu, dan mungkin agama lainnya, buku tentang Soekarno, dan orang-orang nomor satu di dunia, termasuk Adolf Hitler.
Kita akan duduk bersama anak-anak kita, menonton tayangan National Geographic tentang keindahan alam yang telah dihancurkan oleh penghuni berakal alam itu sendiri, terkagum-kagum sekaligus merasa kecewa. atau kalupun masih belum punah, kita berdua atau sekeluarga akan menyusuri hutan dan pegunungan itu sendiri, melihat dan bercengkrama dengan ular, buaya, singa, jerapah, semut, bunga, pohon, sungai dan makhluk lainnya. Kita akan menjadi keluarga tarzan! Atau kita akan menjadi keluarga pesisir pantai, mendengarkan suara ombak dan memecahkan misteri lautan yang terbentang dihadapan rumah kita. Rumah kita akan dipenuhi dengan simbol-simbol agama, salib, foto-foto para ulama, patung Buddha, dan masih banyak lagi. Anak-anak kita akan mendengarkan musik-musik jazz, koplo, dangdut, melayu, blues, disco, flamenco, klasik, rock, atau metal sekalipun. Kita akan punya ruangan khusus keluarga untuk bermain musik, kita akan membeli piano, drum set, sound system, gitar, bass, dan microphone tentunya. Atau kita buang itu semua kecuali rumah yang sederhana saja. Tapi, kita akan berpetualang kemana-mana. Pergi berhaji dan bersyukur atas nikmat-Nya. Melihat keagungan Ka’bah, merenungi perjalan Sa’i, dan merasakan hangatnya tanah pasir yang menumbuhkan seorang Nabi terkemuka. bukankah itu yang kau impikan?
Ya kita akan saling membantu mewujudkan impian kita masing-masing dan impian kita berdua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menyadari Kemelekatan (2)

Ini adalah fenomena. Di mana kita sendiri tak menyadari akan pengerucutan fokus dan lupa akan hal-hal sekitar. Sehingga, ketika kenyataan be...