Minggu, 08 Januari 2017

Bayangkan Aku

3 January 2017,
Aku membayangkan. . .
Aku akan bermain drum, dengan khidmat dan khusyuk, seperti seseorang yang sedang beribadah. Pikirannya sibuk berpusat pada makna setiap apa yang dikatakannya dan hatinya semakin lama terasa mengembang dan hangat. Kulit-kulitnya akan merasakan tiupan angin yang diciptakan-Nya. Kemudian ia merasa ingin menangis, menyadari bahwa angin Tuhan membelai mengusapnya dengan kasih sayang yang tak terbayang batasnya. Suara-suara simbal, bass, dan tom akan terasa lambat. Gaungnya panjang melesat lewat udara dan menari berputar masuk lewat daun telinga, kemudian meresap menyebar ke seluruh tubuh. Setiap gerakan terlihat cepat, namun terasa lambat. Sendi-sendi yang berdenyut sangat terasa bahkan terdengar suara geraknya. Detak jantung terdengar dari dalam. Ah, nikmatnya denting dan desis yang terasa menyebar ke seluruh tubuh. Suara tabuhan pada membran tom, kendang dan floor, bass berdentum seperti dentuman jantung yang terasa semakin hangat. Suara desis sekaligus dentum dari sentuhan stik pada snare terdengar manis di telinga. Ya! Telingaku akan merasakan manis layaknya lidah menyentuh gula ataupun madu surga. Surga dan surga.
Perjalanan lagunya akan mengantarkanku berlayar dari satu pola ke pola berikutnya. Melewati arus kuat lautan pola-pola ganjil yang menegangkan sekaligus menyenangkan. Hidup dan mati akan terasa berada di kedua sisiku, seperti halnya cerita berjalannya seorang hamba pada jembatan selebar helaian rambut di sebuah kitab suci. Menegangkan sekaligus menyenangkan!
Aku akan diiringi seorang bassist, seorang vokalis, dan seorang gitaris. Tubuhku akan bermain dengan sendirinya dan pikiranku akan merenungi suara lembut dari setiap kata yang dinyanyikan vokalis dihadapanku. Dentuman suara gitar bass dengan manis akan mengiringi dentuman bassku dan di beberapa bagian perjalanan akan berirama ganjil. Ah, manisnya. Di bagian aku akan merasakan suara permainan manis dari senar-senar gitaris disampingku. Ia bermain sekaligus menari dan terkadang berjingkrak-jingkrak. Matanya sesekali memejam seperti sedang orgasme bersetubuh dengan suara binding gitarnya. Ia akan bermain-main nada blues dan kadang juga diselipkannya nada pentatonik. Cahaya warna-warni lampu panggung, suara gitar, bass, dan vokalis, semuanya akan meresap menyebar ke seluruh tubuhku.
Surga! Aku akan mati gila olehnya.

Bersambung insyaallah. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menyadari Kemelekatan (2)

Ini adalah fenomena. Di mana kita sendiri tak menyadari akan pengerucutan fokus dan lupa akan hal-hal sekitar. Sehingga, ketika kenyataan be...